Sahabat fiillah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hidup di dunia sebelum akhirat untuk menguji siapa yang bersungguh-sungguh...
Sahabat fiillah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hidup di dunia sebelum akhirat untuk menguji siapa yang bersungguh-sungguh melangkahkan kakinya menuju surgaNya dan siapa yang tidak bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menjadikan dunia penuh ujian, karena dengan ujian itu Allah ingin pilah dan pilih siapa yang berhak masuk ke dalam surgaNya dan siapa yang akan Ia dimasukkan ke dalam api neraka. Memang, mengikuti Allah dan RasulNya terasa berat. Karena banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan itu terkadang dari diri kita sendiri berupa syahwat dan hawa nafsu. Dapat juga dari keluarga kita, atau mungkin berasal dari orang tua kita, yang kadang kita merasa mereka tidak tahu bahwa yang kita lakukan adalah sesuatu yang haq. Tapi, ketika kita yakin bahwasanya akhirat itu benar-benar ada dan bahwasanya surga dan neraka itu benar-benar ada, di situlah kekuatan itu akan ada di hati kita, kita tidak peduli lagi dengan cercaan manusia, gangguan dari teman, atau lingkungan. Yang penting Allah ridha kepadanya.
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)
Sahabat fiillah,
Setiap kita harus sadar bahwa kita hidup di dunia tidak akan selamanya. Pastilah setiap orang yang menyatakan “Saya beriman”, Allah akan berikan ujian. Ujian itu dengan perintah-perintahNya, ujian itu dengan larangan-laranganNya, ujian itu dengan kesusahan yang menimpanya atau bahkan terkadang dengan kesenangan. Karena kesenangan pun hakikatnya adalah ujian.
Dalam firman Allah tersebut, terdapat Istifham atau kata tanya menunjukkan makna sanggahan. Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Swt. pasti akan menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis sahih yang mengatakan: "Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula. Maka ketika kita telah mengikrarkan diri sebagai orang yang beriman, berarti kita telah siap mendapatkan konsekuensinya. Yakni diuji oleh Allah SWT." [HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185)]
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)
Sahabat fiillah,
Dengan ujian inilah, Allah memberikan 'kesempatan' kepada kita agar bersabar untuk memperoleh ridhoNya secara kaffah. Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ikhlas menerima ujian tersebut, maka ia akan mendapatkan ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031).
dalam hadits lain disebutkan,
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Lantas, siapkah kita bersabar dengan apa yang akan Allah ujikan kepada kita?
Semoga Allah senantiasa memberikan keteguhan hati dan mengukuhkan keimanan kita dalam berjuang menggapai Ridho-Nya. Aamiin
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hidup di dunia sebelum akhirat untuk menguji siapa yang bersungguh-sungguh melangkahkan kakinya menuju surgaNya dan siapa yang tidak bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menjadikan dunia penuh ujian, karena dengan ujian itu Allah ingin pilah dan pilih siapa yang berhak masuk ke dalam surgaNya dan siapa yang akan Ia dimasukkan ke dalam api neraka. Memang, mengikuti Allah dan RasulNya terasa berat. Karena banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan itu terkadang dari diri kita sendiri berupa syahwat dan hawa nafsu. Dapat juga dari keluarga kita, atau mungkin berasal dari orang tua kita, yang kadang kita merasa mereka tidak tahu bahwa yang kita lakukan adalah sesuatu yang haq. Tapi, ketika kita yakin bahwasanya akhirat itu benar-benar ada dan bahwasanya surga dan neraka itu benar-benar ada, di situlah kekuatan itu akan ada di hati kita, kita tidak peduli lagi dengan cercaan manusia, gangguan dari teman, atau lingkungan. Yang penting Allah ridha kepadanya.
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)
Sahabat fiillah,
Setiap kita harus sadar bahwa kita hidup di dunia tidak akan selamanya. Pastilah setiap orang yang menyatakan “Saya beriman”, Allah akan berikan ujian. Ujian itu dengan perintah-perintahNya, ujian itu dengan larangan-laranganNya, ujian itu dengan kesusahan yang menimpanya atau bahkan terkadang dengan kesenangan. Karena kesenangan pun hakikatnya adalah ujian.
Dalam firman Allah tersebut, terdapat Istifham atau kata tanya menunjukkan makna sanggahan. Makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Swt. pasti akan menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis sahih yang mengatakan: "Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula. Maka ketika kita telah mengikrarkan diri sebagai orang yang beriman, berarti kita telah siap mendapatkan konsekuensinya. Yakni diuji oleh Allah SWT." [HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185)]
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)
Sahabat fiillah,
Dengan ujian inilah, Allah memberikan 'kesempatan' kepada kita agar bersabar untuk memperoleh ridhoNya secara kaffah. Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ikhlas menerima ujian tersebut, maka ia akan mendapatkan ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031).
dalam hadits lain disebutkan,
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Lantas, siapkah kita bersabar dengan apa yang akan Allah ujikan kepada kita?
Semoga Allah senantiasa memberikan keteguhan hati dan mengukuhkan keimanan kita dalam berjuang menggapai Ridho-Nya. Aamiin
COMMENTS