Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Secara etimologi ibadah memiliki arti merendahkan diri atau tunduk kepada Allah SW...
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Secara etimologi ibadah memiliki arti merendahkan diri atau tunduk kepada Allah SWT. Sedangkan menurut termonologi ibadah memiliki banyak arti :
Ibadah merupakan taat kepada Allah dengan melaksankan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Sedangkan arti lain, ibadah yaitu merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk tertinggi yang disertai rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
Arti lainnya menyebutkan ibadah merupakan sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT. baik berupa ucapan maupun perbuatan, yang zhahir maupun bathin.
Nah, berkaitan dengan ibadah. Rohissmankrap yang notabenya tergabung dalam farohis maupun rohis Karanganyar, sekaligus rohis Indonesia udah siapkan rangkaian kata demi kata yang telah disusun sedemikian rupa.
Ya, Qobulul 'lbadah
Qobulul ‘Ibadah (ibadah yang diterima). Berarti ada ya, ibadah yang tidak diterima? Ya.. walaupun diterima atau tidaknya suatu ibadah merupakan hak mutlak Allah, namun kita diberikan petunjuk mengenai diterima atau tidaknya suatu ibadah.
Ibadah sendiri dibagi menjadi 2, ibadah Mahdhah dan Ghoiru Mahdhah.
#1_Mahdhah (khusus)
Yaitu ibadah yang murni hubungan antara hamba dengan Allah. Dimana dalam pelaksanaannya terdapat rukun, syarat dan ketentuan yang harus dilaksanakan agar ibadah tersebut dapat diterima oleh Allah.
Contohnya :
- Qurban
- Sholat
- Puasa
- Haji
- Zakat
- Dan lain sebagainya.
Adapun syarat diterimanya :
- Niat yang benar
Niat merupakan komponen penting dalam kehidupan. Mari setiap amalan kita, kita niatkan karena Allah. Seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليه
ِ“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijranya untuk Allah dan Rasul-Nya, barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia tuju.
(Hr. Bukhari dan Muslim)
So, mari kita perbaiki niat kita. Jangan sampai kita salah niat
↓
“Habaan Mantsura” (bagaikan debu yang beterbangan)
- Disyari’atkan Allah
Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
- Kaifiyah (tata cara)
Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Tidak diperbolehkan mengubah, menambah atau mengurangi tata cara. Tata caranya pun juga harus sesuai urutan.
Jika melakukan ibadah tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bid’ah.
#2_Ghoiru Mahdhah (umum)
(tidak murni semata hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.
Contohnya :
- Menyingkirkan batu di tengah jalan
- Membantu menyebrangkan adik sd
- Dan lain sebagainya
Adapun syarat diterimanya :
- Niat
- Amalan yang dikerjakan adalah amal shalih
Nah, Mulai sekarang, yuk, kita update diri kita. Menjadi remaja muslim berakhlak, beretika, cerdas, dan jadi kebanggan orang tua.
COMMENTS