Rasulullah saw, apa yang terpikirkan di pikiran dan hati kita ketika mendengar nama beliau disebutkan? Beberapa pasti berpikir beli...
Rasulullah saw, apa yang terpikirkan di pikiran dan hati kita ketika mendengar nama beliau disebutkan?
Beberapa pasti berpikir beliau-lah kekasih Allah swt. Beliaulah teladan kita sebagai umat muslim di dunia. Beliaulah sebaik-baiknya manusia. Semua benar, Rasulullah saw adalah manusia paling baik yang patut diteladani. Banyak sekali sifat-sifat terpuji yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat sabar beliau adalah nomor satu. Banyak kisah yang menceritakan betapa hebatnya kesabaran Nabi Muhammad saw. Sifat pemaaf, sifat jujur, dan sifat amanah, segala sifat yang baik adalah cerminan diri Rasulullah saw.
Sebagaimana Allah berfirman, pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat teladan yang baik bagi segenap umatnya.:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah.” [Al-Ahzaab/33: 21]
Lalu sebagai generasi muda yang seharusnya meneladani sikap dan sifat Rasulullah, apa yang kita lakukan? Sudahkah kita melakukan sebagian sifat tersebut? Siapkah kita meneladani sifat Rasulullah? Coba kita bercermin. Sudah pantaskah kita disebut umat Rasulullah jika kita tidak meneladaninya?
Jika belum, maka mari berubah. Mari berubah agar kita merasa pantas dan bangga disebut sebagai umatnya Nabi Muhammad saw. Ingat kembali jika Rasullah saw sudah memperjuangkan Islam hingga Islam dapat berdiri tegak di tengah manis dan indahnya dunia.
Buktikan bahwa bukan hanya Nabi Muhammad saw saja yang memiliki sifat-sifat terpuji itu, namun kita juga mampu. Kita bisa jika kita mau berusaha.
Dalam Al-Qur-an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Mentaati Rasulullah saw sama dengan meneladani sikap dan sifat beliau sebagaimana yang beliau lakukan. Sikap meneladani Rasullah dimulai dari diri sendiri. Bukan perihal senang atau tidak senang, siap atau tidak siap, meneladani Rasulullah adalah suatu kewajiban dari Allah bagi setiap umat muslim.
Maka kita harus mencoba, walau sedikit demi sedikit, kita berubah menjadi lebih baik dalam meneladani sikap dan sifat Nabi Muhammad saw. Semoga apa yang kita usahakan untuk berhijrah di jalan Allah akan diridhoi dan mendapat berkah dari-Nya. Aamiin, Aamiin ya rabbal alamiin...
COMMENTS