"Hatiku Tak Semurah Coklatmu!" Hari kasih sayang; begitulah istilah yang diingat oleh pada generasi muda setiap tanggal 14 F...
"Hatiku Tak Semurah Coklatmu!"
Asal Muasal Valentine's Day
Kalau begitu, kenapa generasi muda sekarang kok malah ikut-ikutan merayakannya?
Nah itu yang jadi masalahnya.
Coba open our mind dulu dehh..
"Hatiku tak semurah coklatmu!" 🍫
Cukup sekian dan bila ada salah kata mohon dimaafkan.
Jazaakumullahu khairan.
Hari kasih sayang; begitulah istilah yang diingat oleh pada generasi muda setiap tanggal 14 Februari. Hari yang populer dengan sebutan hari Valentine itu dijadikan pedoman para generasi muda untuk saling mengekspresikan cinta kasih pada kekasih.
Eiitss, tapi dibalik hari-kasih-sayang itu ternyata ada sebuah kisah kelam yang perlu banget kalian ketahui nih gaiss..
Asal Muasal Valentine's Day
Terdapat banyak versi yang menyebutkan asal-usul hari Valentine. Dari sekian banyak sumber yang beredar, salah satunya menceritakan bahwa hari Valentine pertama kali dijadikan hari perayaan gereja oleh Paus Gelesius I yang saat itu menjadi penguasa Romawi pada tahun 496 M. Upacara ini dinamakan Valentine’s Day untuk mengenang St. Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. St. Valentine konon adalah seorang pendeta di masa Kaisar Claudius II. Pada masa pemerintahannya, Kaisar Claudius II melarang para tentara bujangan untuk menikah disebabkan tentara yang sudah menikah akan menjadi lembek dan lemah untuk berperang. Namun, St. Valentine melanggarnya dan diam-diam ia menikahkan banyak tentara muda sehingga ia pun ditangkap dan dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
☀️ Bisa diambil kesimpulan kalau kisah Valentine ini merupakan kisah cinta umat Nasrani dan tidak ada sangkut-pautnya dengan budaya Islam.
Kalau begitu, kenapa generasi muda sekarang kok malah ikut-ikutan merayakannya?
Nah itu yang jadi masalahnya.
➡ ️Bisa jadi karena hari valentine itu udah jadi trend anak muda zaman now dan mesti dirayakan biar ngga ketinggalan jaman gitu deh.
➡️ Disisi lain, hal tersebut juga merupakan tanda keroposnya benteng religius dalam diri generasi milenial sekarang ini sehingga tak mampu menyaring budaya asing yang malah seharusnya dilawan.
Hari Valentine itu kan budaya orang Nasrani sedangkan kita adalah umat muslim jadi buat apa merayakan bahkan melestarikan budaya mereka yang jelas-jelas ngga ada tuntunannya dalam agama Islam?
Lantas, kemana rasa bangga dan ridho terhadap agama Islam sehingga harus mengikuti tradisi orang kafir seperti itu? )):
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih).
Islam itu tidak melarang cinta kasih pada sesama, tapi Islam hanya tidak menjadikan cinta itu sebagai sesuatu yang rendah atau murahan. Seperti halnya cinta kasih yang dilakukan saat hari valentine; di mana beberapa pasangan memilih untuk merayakannya dengan cara saling memberi hadiah, coklat, lollipop, dll untuk menunjukkan cinta kasihnya.
Eitss.. tetapi;"Hatiku tak semurah coklatmu!" 🍫
Memang benar sih harga coklat tuh bisa dibilang ngga murah a.k.a mahal. Akan tetapi, perasaan itu jauh lebih mahal dan berharga sehingga tidak mudah diluluhkan hanya dengan diberi coklat saja.
Maka dari itu, yuk mulai sekarang kokohkan iman dalam diri agar tidak mudah terpancing apalagi larut dalam budaya-religi lain. Kuatkan benteng pertahanan diri agar sulit ditembus oleh perang pemikiran yang sewaktu-waktu bisa merobohkan benteng keimanan :)
Cukup sekian dan bila ada salah kata mohon dimaafkan.
Jazaakumullahu khairan.
COMMENTS