Assalamualaikum akhi wa ukhti Fillah, kita sebagai manusia tentu pernah bersedih baik karena urusan dunia maupun akhirat bukan? Ke...
Assalamualaikum akhi wa ukhti Fillah, kita sebagai manusia tentu pernah bersedih baik karena urusan dunia maupun akhirat bukan? Kesedihan adalah hal yang lumrah terjadi pada diri manusia. Oleh karena itu, bukan hal aneh jika kita merasakannya.
Namun kesedihan juga memiliki batas agar kita tidak terjebak di dalamnya dan tak mau berubah menjadi lebih baik.
Misalnya kita kehilangan orang terkasih, tentu kita harus bangkit dari kesedihan itu sebab segala sesuatu yang terjadi adalah takdir Allah yang terbaik. Atau ketika kita gagal mendapatkan sesuatu, yakinlah pasti ada hikmah di balik semua yang Allah berikan.
Pernah ada sebuah cerita tentang seorang lelaki dan Ali Bin Abi Thalib.
Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Imam Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”
Imam menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”
Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”
“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” kata Imam.
“Tentu tidak” jawabnya.
“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya Imam.
“Tidak juga” jawabnya.
Lalu Imam berkata, “Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?”
“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….
Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur….”
Kemudian Imam Ali bin Abi Tholib meneruskan ungkapannya yang harus kita garis bawahi, yaitu
“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalahnikmat jika ia sadari."
Dibalik kemudahan ada rasa syukur. Sementara Allah berfirman,
وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ -١٤٤-
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)
Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ -١٠-
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)
Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?...
Jangan selalu mengeluh kesedihanku begitu besar. Tapi katakan pada kesedihan itu Sungguh aku punya Allah yang Maha Besar...
Nah sekarang, tegakkan kepala, berbicara pada hati dan diri sendiri. Percaya jika Allah akan menolong kita untuk menghadapi semua kesedihan yang kita alami.
Setiap kesulitan akan berakhir dan berganti dengan kebahagiaan seperti firman Allah pada ayat berikut,
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah: 5)
Bangkit dari kesedihan, awali hari yang baru dengan bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah. Fokus memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah ta'ala. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Sekian semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
COMMENTS