Bagaimana perasaan kalian jika mendapat banyak pujian atas apa yang kalian kerjakan? Apakah kalian puas dengan itu? Ya, mungkin sebagian be...
Bagaimana perasaan kalian jika mendapat banyak pujian atas apa yang kalian kerjakan? Apakah kalian puas dengan itu? Ya, mungkin sebagian besar dari kita merasa tersanjung dengan pujian orang lain terhadap apa yang kita kerjakan.
Pujian merupakan sesuatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga memberikan motivasi kepada orang yang dipujinya. Sedangkan cobaan adalah sesuatu yang diuji yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat dan sabar iman manusia, biasanya diberikan oleh Allah swt.
Namun, hakikatnya pujian dapat disebut cobaan. Mengapa demikian? Karena fitnah (cobaan) itu bisa berupa cobaan kebaikan maupun keburukan.
Allah berfirman,
ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan”
(QS. Al-Anbiya’: 35).
Pujian adalah cobaan berupa kebaikan, karena ketika kita dipuji, bisa jadi kita akan merasa sombong dan merasa takjub pada diri sendiri, bahkan kita lupa bahwa semua nikmat ini adalah dari Allah, kemudian kita merasa hebat dan sombong serta lupa bersyukur. Kagum terhadap diri sendiri merupakan suatu sifat yang bisa membinasakan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٌ : ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ ﻭَﺇِﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan:
1. Tamak lagi kikir
2. Mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan) dan
3. Ujub (takjub pada diri sendiri).”[1]
Kita lebih butuh doa daripada pujian, karena biasanya pujian dapat menipu diri kita.
Sufyan bin Uyainah berkata,
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ : ﻻ ﻳَﻐُﺮُّ ﺍﻟﻤَﺪﺡُ ﻣَﻦ ﻋَﺮَﻑَ ﻧﻔﺴَﻪُ
“Para ulama mengatakan, bahwa pujian orang tidak akan menipu orang yang tahu diri (tahu bahwa ia tidak sebaik itu dan banyak aib serta dosa).”[2]
Karena itu kita dilarangan untuk memuji dengan berlebihan.
Lalu, apakah islam melarang untuk memuji orang lain?
Islam membolehkan seorang muslim memberikan pujian kepada orang lain. Memuji orang lain dikatakan baik jika pujian yang diberikan ditujukan untuk memuji kebaikan orang lain yang memang ada pada dirinya. Apabila pujian ditujukan untuk memuji sesuatu yang memang tidak ada padanya atau tidak diperbuat olehnya maka hal inilah yang tidak boleh. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 188 yang menyebutkan bahwa Allah SWT berfirman:
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَاۤ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَا زَةٍ مِّنَ الْعَذَا بِ ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَ لِيْمٌ
"Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 188)
Jadi hati hati dengan pujian ya teman teman. Karena pujian layaknya madu dan racun. Terasa manis di mulut ketika diucapkan namun mengandung racun berbisa yang dapat membuat orang yang dipuji menjadi riya’, sombong, angkuh, atau terkena penyakit hati lainnya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita dan senantiasa menambahkan taufik dan hidayahNya untuk kita semua.
Aamiin
Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga bermanfaat.
COMMENTS